Load Map
!doctype>
Marker Google Maps
- Back to Home »
- Manusia dan Kebudayaan
Posted by : Gilang Apriyana
Jumat, 13 Maret 2015
Nama : Gilang Apriyana
Kelas : 1IA22
NPM :
Manusia dan Kebudayaan
A. Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang
tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan
yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan
system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam
golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak
dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu
manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang
akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1.
Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
Jasad : Badan manusia yang dapat dilihat bentuknya, bisa diraba, tetapi
belum tentu ada nyawanya, bahkan di foto kita dapat melihat jasad.
Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara
spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat
konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri
sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2.
Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
Id, merupakan struktur
kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi
psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius).
Ego, sering disebut
“eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran
sosial agar dapat di terima oleh masyarakat.
Super ego, merupakan
struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun.
B. Hakekat
Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling
sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga
yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan
pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing –
masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar
mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia
sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan
saling berbagi.
C. Kepribadian
Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan berada di lingkungan
yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan
kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara
garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan
Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal
sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai
bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari wilayah lain sangat suka
dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong
menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih
tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang notabanenya berasal dari Barat, banyak
mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta
metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail tentang variasi
jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua, konsep-konsep tersebut
masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan dengan jiwa individu dan
lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang sarjana Amerika
keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa manusia sebagai
makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan Psiko-Sosiogram Manusia atau
delapan daerah seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Keterangan:
Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar.
Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu
disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena sewaktu–waktu
unsur–unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu
kebiasaan sehari–hari.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya
pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut
dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya. Nomor 4 disebut
kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan
kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan
sebagainya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia
memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan
tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan
benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. Nomor 2
disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid
dengan guru, pedagang dan pembeli.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan
gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor 0 disebut lingkungan dunia
luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau
daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
D. Definisi
Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
E. Unsur
Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen
atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi,
keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4
unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi ekonomi, alat-alat atau
lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C.
Kluckhohn di dalam
karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada
tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
a.
Sistem Religi
Kepercayaan manusia
terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat
yang lebih dan Maha Kuasa.
b.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul
karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling
sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar
individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
c.
Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir
karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
d.
Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir karena
manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin
lebih.
e.
Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul
karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
f.
Bahasa
Sesuatu yang berawal
dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah
komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa
universal seperti bahasa Inggris.
g.
Kesenian
Setelah memenuhi
kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
F. Wujud
dan Komponen Kebudayaan
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
§ Kompleks gagasan,
konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul
dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah
dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku,
arsip dan sebagainya.
§ Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah wujud
kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
§ Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia
sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan
prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa
bergerak maupun tidak.
G. Manusia Indonesia
dan Kebudayaan
Manusia Indonesia
dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk
menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan
cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan
komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia
tersebut, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di
setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan
manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing
sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi),
yang menyebabkan terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.